Logo

Menu Utama > Article > Beda Usia, Satu Tujuan: Merajut Kolaborasi Lintas Generasi

JELAJAHI INFORMASI

Terkini dan terlengkap

Pekerjaan
Beda Usia, Satu Tujuan: Merajut Kolaborasi Lintas Generasi

Beda Usia, Satu Tujuan: Merajut Kolaborasi Lintas Generasi

Kantor kita saat ini diisi oleh berbagai generasi, dari yang lebih senior hingga yang paling muda. Kadang, kita mungkin merasa ada perbedaan yang cukup besar. Generasi muda mungkin merasa senior kurang cepat dalam adaptasi teknologi, sementara senior bisa jadi menganggap yang muda terlalu bergantung pada gadget dan kurang sabar.

Perbedaan ini wajar, kok! Setiap generasi tumbuh di era yang berbeda dengan pengalaman yang unik. Namun, perbedaan ini tidak harus jadi penghalang. Justru, ketika kita bisa memahami dan menghargai satu sama lain, kolaborasi bisa jadi jauh lebih kuat.

Menemukan Titik Temu Antargenerasi

  • Saling Belajar, Bukan Saling Menghakimi.

Daripada mengeluh, coba ajak ngobrol. Misalnya, karyawan yang lebih senior bisa meminta bantuan yang muda untuk urusan aplikasi atau fitur baru. Sebaliknya, yang muda bisa belajar dari pengalaman dan kebijaksanaan senior dalam menghadapi nasabah atau situasi sulit. Ajaklah mereka berbagi cerita, seperti "Bagaimana dulu cara Bapak/Ibu menghadapi nasabah yang rewel?" atau "Bagaimana cara pakai aplikasi ini biar cepat?".

  • Pahami Gaya Komunikasi.

Generasi muda terbiasa dengan komunikasi yang singkat, cepat, dan to-the-point, seringkali lewat chat atau pesan instan. Sementara itu, karyawan senior mungkin lebih nyaman dengan komunikasi tatap muka atau telepon untuk diskusi yang lebih mendalam. Pahami dan hormati perbedaan ini. Jika masalahnya kompleks, ajaklah mereka berdiskusi langsung. Jika hanya perlu informasi singkat, kirim saja pesan.

  • Hargai Kontribusi Masing-Masing.

Karyawan senior punya pengalaman dan pemahaman mendalam tentang proses kerja yang telah teruji. Mereka tahu seluk-beluk pekerjaan. Di sisi lain, yang muda membawa ide-ide segar, kecepatan dalam beradaptasi, dan pemahaman yang baik tentang teknologi. Apresiasi kedua hal ini. Ketika kerja tim, bagilah tugas sesuai dengan kekuatan masing-masing. Kombinasi ini bisa menghasilkan solusi yang lebih inovatif dan efektif.

  • Bukan Senior-Junior, Tapi Partner.

Jadikan hubungan di kantor sebagai kemitraan. Perlakukan rekan kerja dari generasi mana pun sebagai partner yang setara. Setiap orang punya peran penting, tidak peduli seberapa lama mereka bekerja. Dengan begitu, rasa saling percaya dan hormat akan tumbuh, dan suasana kerja jadi lebih menyenangkan.

Kesenjangan generasi itu nyata, tapi dampak buruknya bisa kita minimalisasi. Dengan sikap saling terbuka, mau belajar, dan menghargai, kita bisa mengubah perbedaan menjadi kekuatan.

https://www.psychologytoday.com/us/blog/presence-mind/202001/do-you-need-mind-the-generation-gap

https://www.psychologytoday.com/us/blog/caring-leadership/202406/mind-the-gap-bridging-the-intergenerational-divide-at-work