Keluarga
Gentle Parenting: Bersikap Lembek pada Anak?
🤔 Apa Itu Gentle Parenting?
Gentle parenting adalah pola asuh yang berfokus pada empati, komunikasi positif, dan menghargai emosi anak. Konsep ini menolak hukuman fisik atau ancaman, dan lebih mengutamakan pengertian, batasan yang jelas, serta kerja sama antara orang tua dan anak. Tujuannya adalah membangun kepercayaan (trust) dan keterikatan (attachment) yang kuat, sehingga anak tumbuh dengan rasa aman, mandiri, dan mampu mengelola emosi dengan baik.
❌ Kesalahpahaman tentang Gentle Parenting
Banyak yang mengira gentle parenting berarti:
- - Memanjakan anak – Padahal, gentle parenting tetap menetapkan batasan, tetapi dengan cara yang lembut dan konsisten.
- - Tidak boleh bilang "tidak" – Orang tua tetap boleh menolak permintaan anak, tetapi dengan penjelasan yang masuk akal.
- - Anak jadi tidak disiplin – Justru gentle parenting mengajarkan disiplin melalui pemahaman, bukan hukuman.
- - Hanya untuk anak kecil – Prinsipnya bisa diterapkan hingga remaja, dengan penyesuaian komunikasi.
✅ Bagaimana Menerapkan Gentle Parenting?
- - Validasi Emosi Anak. Contoh: "Adek marah karena mainannya direbut? Ibu mengerti, tapi kita tidak boleh memukul, ya."
- - Ganti Hukuman dengan Solusi. Daripada "Kamu dihukum tidak boleh main!", coba "Kita rapikan mainan dulu, baru boleh lanjut bermain."
- - Jadi Role Model. Anak belajar dari tindakan orang tua. Jika ingin anak tenang, orang tua juga harus mengelola emosi dengan baik.
- - Konsisten dengan Aturan. Misalnya, jika anak tidak boleh makan permen sebelum makan besar, tegaskan dengan tegas tapi tanpa bentakan.
- - Ajak Berdiskusi. Untuk anak lebih besar, libatkan mereka dalam membuat aturan agar mereka paham alasannya.
Gentle parenting bukan berarti "lunak", tapi tentang mengasuh dengan kesadaran dan kasih sayang. Hasilnya, anak tumbuh dengan percaya diri, empati, dan tanggung jawab. 🌱💖